Soal
Prioritas Orang Tua
Rendahnya angka konsumsi susu masyarakat
indonesia bukan karena faktor pendapatan perkapita yang kecil. Selama ini
merebak wacana bahwa: kemiskinan menjadikan masyarakan hidup dalam pola
konsumsi yang kurang sehat—makan untuk kenyang. Padahal yang terjadi dilapangan
sebetulnya adalah masyarakat kurang melek gizi.
Contoh paling kecil saja, komoditi komsumsi nomor
2 (dua) orang indonesia setelah nasi adalah rokok. Padahal rokok bukanlah
barang yang tergolong murah. Jadi, inti masalahnya bukan soal kemiskinan akan
tetapi soal prioritas orang tua. Bayangkan saja, harga satu bungkus rokok jauh
lebih mahal ketimbang harga satu kaleng susu kental manis. Terlebih lagi, tidak
sedikit kepala rumah tangga yang menghabiskan 2-3 bungkus rokok setiap harinya.
Sekedar untuk dicermati bersama: Satu batang rokok (Rp 800-Rp 1.000/batang) kurang
lebih sama harganya dengan satu saset susu kental manis (Rp 1.000/saset). Tapi
sudah menjadi hal yang lumrah bahwa rata-rata orang tua lebih sering menyuruh
anak-anaknya untuk membeli rokok ketimbang membeli susu sebagai asupan gizi
keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar