By: Sam-ka
Tentunya masih santer ditelinga kita tentang fatwa beberapa pemuka agama yang mengharamkan faceBook di pertengan tahun ini. Ditambah lagi dengan beberapa temuan kasus yang terjadi dibeberapa kantoran yang diketahui bahwa produktifitas karyawan menurun akibat asyik bermain faceBook saat jam kerja berlangsung.
Fatwa haram adalah reaksi terhadap fakta, sedangkan karyawan yang tidak produktif, urusannya dengan pihak atasan. Fakta itu sendiri adalah rentetan dari sesuatu peristiwa (aksi). Fakta, jika dikoreksi secara baik dan benar, tentunya akan ada nilai-nilai pembelajaran padanya.
Jika mencermati muatan obrolan di antara kalangan pengguna FaceBook yang cenderung biasa-biasa saja. Hal ini tentu tidak terlepas dari pengaruh user FaceBook itu sendiri yang didominasi oleh para ABG. Meskipun user dari kalangan usia lain ikut juga meramaikan.
Bukankah suatu tindakan yang bijaksana jika animo yang baru dan hangat ini dipandang sebagai suatu potensi besar yang dapat dikelolah secara bijak, baik, dan benar. Mengarahkan ABG (generasi muda) tersebut kedalam suatu obrolan yang lebih berbobot. Diskusi misalnya, atau adanya semacam kuis tanya jawab yang mempu merangsang tumbuhnya nilai-nilai kearifan lokal ketimbang sekedar terlibat obrolan ringan dan biasa-biasa pula. Tentunya obrolan yang biasa-biasa itu amat erat kaitannya dengan kepribadian yang biasa-biasa pula.
FaceBook tak lebih dari sekedar media. Produktif atau tidaknya, tergantung pada orang yang menggunakan media itu sendiri. Berkualitas atau tidaknya, lagi-lagi terpulang pula pada seberapa sadar dan berkualitasnya orang-orang yang bergelut dengan media tersebut.
Satu hal yang tidak boleh kita nafikan begitu saja. FaceBook basisnya adalah networking. Seberapa produktifkah suatu jaringan, organisasi, perkumpula (paguyuban)?. Itu akan tercermin dari kualitas karya yang dihasilkan.
Ayo...jadikan aktivitas dan kegiatan sehari-hari menjadi lebih bermakna dan tentunya berbobot serta produktif.
Lewat FaceBook yang dikelola secara baik dan benar, memungkinkan siapa saja untuk menjadi murid pada waktu yang lain, dan menjadi seorang guru diwaktu yang lain pula. Bahkan, dalam waktu yang bersamaan, seseorang dapat saja merangkap sebagai murit dan guru secara bersamaan.
“Tiap-tiap kita adalah murit bagi orang lain. Dan disaat yang sama pula, kita adalah guru bagi yang lain”
Mari berkarya untuk bangsa.....!
1 komentar:
Setuju. Facebook jadi haram bila digunakan untuk maksiat. Kalau digunakan untuk bersilaturahmi apalagi menyebar ilmu, tentu berpahala :)
Posting Komentar