Rabu, 29 Desember 2010

Keajaiban Teknologi

       

          Ditelpon Pelanggan
     


                                                  
                                          Instalasi Perangkat Baru


                                            Maaf, Jalan Lagi Macet

                                           Belajar Bongkar-Pasang HP



                                              Chat Then Globaling

Selasa, 28 Desember 2010

Humaniora-Teroka di Era Konvergensi


Oleh: Sudarno

The World Is Flat, Merupaka judul sebuah buku yang ditulus oleh Thomas L Friedman (2006), seorang kolomnis Foreign Affairs, The New York Times. Istilah ini kini menginspirasi banyak orang tentang capaian teknologi di bidang informasi dan Telekomunikasi dewasa ini. Dimana, arus perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi kian pesat dan hampir-hampir saja tak terbendung.

Fakta menunjukkan bahwa, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) bermuara pada percepatan disegala bidang dan segala segi kehidupan manusia. Semua serba dipercepat; ruang, waktu, dan teritori dimodifikasi sedemikian rupah sehingga hambatan-hambatan tersebut semakin samar dan terkaburkan. Persoalan teritori wilayah, bahkan bahasa sebagai alat komunikasi itu sendiri, tidak lagi menjadi kendala yang bersifat mustahil untuk ditaklukkan.

Kemajuan teknologi dibidang telekomunikasi ternyata cukup menjanjikan, teruhlah semisal: layanan hiburan yang bersifat real time, semua orang kini dapat berbagi data dan file, ada ruangan untuk bersekolah, area untuk berdiskusi dan konsultasi, akses layanan jasa dan pembayaran (listrik, tolepon dll), transaksi jual-beli, meeting karyawan dan menejer, dan bahkan gedung perkantoran atau sekolah sekalipun dapat saja diletakkan dalam satu genggaman yang praktis dan muda dibawa kemana saja.

Diperkiran, dimasa yang akan datang?, ketika era-konvergensi benar-benar terwujud serta didukung oleh perkembangan perangkat penetrasi yang memadai. Manusia akan menjadi makluk yang Super-mobile. Informasi menjadi barang kamoditi, barang konsumsi, dan kebutuhan dasar setiap individu. Efisiensi waktu semakin tinggi, jarak tidak lagi menjadi penghambat yang signifikan dalam pergaulan dan interaksi antara sesama manusia.

Kamis, 27 Mei 2010

Pondok Telkomsel


Apa yang bakal terlintas dibenak anda?.Bila
ditengah-tengah hiruk-pikuk moderenitas suatu
kota, tiba-tiba saja dibagun sebuah pondok
sederhana bernuansa jadul. Apatah lagi unsur
utama dari material bangunannya adalah bambu
sebagai tiang dan dinding, sedangkan atapnya
berasal dari rajutan daun ilalang.



Itulah “Pondok Telkomsel”. Pondok ini didirikan dalam rangka menyambut
Malang Tempo Dulu (MTD) yang berlangsung dari tanggal 20 – 23, Mei 2010.
Meski penampilannya terkesan sederhana dan jadul, akan tetapi para pengunjung
yang gemar berselancar di dunia maya pasti akan dimanjakan oleh layan teknologi
super canggi masa kini yang tersedia disala satu stand MTD tersebut.


“Sebagai operator penyedia layanan 3G pertama di Indonesia, tentu kualitas dan
kehandalan layanannya telah teruji dan tak dapat diragukan lagi”. Ujar Khairil
salah satu pengunjung stand. Saat kami jumpai. Khairil, yang merupakan
salah satu mahasiswa perguruan tinggi ternama di Malang, sedang menikmati
fasilitas internet gratis yang disediakan oleh Pondok Telkomsel yang memang
disediakan khusus bagi para pengunjung stand (Pondok Telkomsel) di MTD.

Teknologi LTE
 
Sukses dengan program Telkomsel Flash dengan 
akses internet berbasis 3G tercepat di Indonesia 
saat ini. Kini Telkomsel bersiap-siap untuk 
menerapkan teknologi baru yang dikenal dengan
Long Term Evolution (LTE). Pasalnya, teknologi 
yang mulai diuji cobakan oleh Telkomsel sebagai 
operator seluler terbesar di Indonesia saat ini, 
telah mulai berjalan sejak bulan februari lalu. 

Teknologi ini dipandang sebagai salah satu 
teknologi alternatif yang sanggup menjawab 
kebutuhan para pelanggan yang semakin
mengarah pada kebutuhan jaringan berkapasitas 
besar dalam bertrasfer data serta layanan yang
lebih berkualitas dan handal.



15 Tahun, Kiprah Telkomsel
Dalam kipranya untuk memajukan negeri dengan senantiasa melahirkan inovasi kreatif di bidang teknologi telekomunikasi seluler. Telkomsel terus berinovasi dan senantiasa melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam membangun bangsa dan negara. Salah satu contoh kepedulian yang ditunjukkan oleh Telkomsel adalah; Ikut berpartisipasi dalam acara MTD. Dimana, Telkomsel tidak saja sekedar ikut meramaikan acara dengan mendirikan Pondok Telkomsel. Akan tetapi, Telkomsel turut pula berperan sebagai penyandang dana kegiatan yang berlangsung selama 3 tiga hari tersebut.

Berdasar pada tema kegiatan yaitu “Rekonstruksi Budaya Panji”. MTD tidak hanya di setting untuk kembali kesuasana masa lampau, tetapi juga diagendakan untuk menggali nilai-nilai luhur yang erat kaitannya dengan semangat kepahlawanan bangsa (rasa patriotisme bangsa). Yang secara sederhananya dapat diartikan sebagai; Semangat untuk memajukan negeri.

Dengan begitu, generasi sekarang sengaja diajak untuk nimbrung dalam suasana “tempo dulu” yang bersifat rekaan dan imajinatif. Harapannya, Generasi masa kini lebih dekat dan dapat menjiwai sejarah bangsanya. Syukur-syukur jikalau mampu menginspirasi dan menumbuhkan sikap patriotisme yang terpatri di sanubari para generasi baru Indonesia saat ini.



Malang Tempo Dulu
Dalam cakupan regional Malang sendiri. MTD adalah bentuk manifestasi rasa cinta masyarakat Malang terhadap kota kebanggaannya. Terlebih lagi Malang memiliki sejarah yang unik di antara sekian kota-kota lain yang tersebar di santreo nusantara.

Seiring dengan kemajuan moderinitas dan proses moderenisasi masyarakat di perkotaan. Sejatinya, Identitas budaya tidak boleh luntur dan ternodai begitu saja hanya karena iming-iming moderenitas dan segala mimpi kebaruannya. Salah satu tradisi yang patut untuk dijaga dengan baik adalah Tradisi Wayang.



Tradisi Wayang sangat kental dalam budaya Jawa, tapi tradisi ini kini semakin sepih dari peminat. Sangat disayangkan, seni klasik dan tradisional ini semakin langkah dijumpai akibat semakin tergusur oleh perkembangan budaya moderenitas.

Melihat kenyataan dewasa ini, kebanyakan generasi masa sekarang tidak lagi mampu memahami pesan-pesan moral yang tersirat dalam pergelaran wayang. “Anak-anak jaman sekarang semakin kasar-kasar dan enggan mempelajari tutur bahasa yang halus dan lunak-lunak”. Ujur Pak Kirman, salah satu pengunjung MTD yang sedang asyik menikmati pergelaran wayangan saat kami ajak bercakap-cakap.




Bagaimana Merangkul Masyarakat

Meski cuaca tidak bersahabat, tapi antusiasme pengunjung tetap luar biasa. Malahan, lokasi yang membentang sepanjang 1,5 kilometer (Jalan Besar Ijen) menjadi padat oleh pengunjung, terutama di malam hari”. Begitulah tutur salah satu panitia MTD yang menolak untuk kami sebutkan namanya.

"Kami sangat berterimakasih kepada pihak Telkomsel, sebagai sponsorship utama dan partner kerja kami. Acara pun dapat terlaksanan dengan baik. Semoga saja kerjasama semacam ini dapat berlanjut untuk ivent yang sama ditahu-tahun mendatang" Tuturnya lagi diakhir bincang-bincang kami yang singkat. (doc)
























Labels