Sabtu, 25 Juli 2009

“Keraguan & Kegelisahan”

“Keraguan & Kegelisahan”

Keraguan, jembatan menuju keyakinan

Jembatan yang teramat indah!

Kegelisahan, jembatan menuju ketenteraman

Jembatan yang teramat kokoh!


Keraguan ibarat rumah yang teramat indah, Namun amat buruk untuk ditinggali

Kegelisahan ibarat kastil berlapis baja, Namun amat tidak nyaman untuk didiami

Keraguan dan kegelisahan dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu.

Namun, amat tidak baik memelihara keduanya dalam jangka waktu yang lama

Malang, 05-07-09

Kamis, 02 Juli 2009

Parodi

Kontrak politik
Oleh; Sam-ka

Akhir-akhir ini kata-kata kontrak terlalu bising ditelinga saya. Tapi tidak tahulah dengan para pembaca. Pemilik rumah tempat saya tinggal saat ini mengultimatum saya tentang beberapa minggu lagi kontrakan saya expired. Perusahan tempat saya bekerja pun tidak terlalu jauh berbeda, bulan depan masa kontrak saya selesai, berarti bulan depan saya adalah penganguran. Cukup mengenaskan. Duh…betapa tidak mengenakkannya terikat oleh sesuatu yang bernama kontrak.

Kalau tetangga saya ceritanya lain lagi, sibuk memperpendek status pernikahan mereka yang baru akan kadar luarsa dua bulan mendatang. Hal itu saya ketahui, setelah menerima secarik kartu undangan tadi malam.

Ceritanya begini, Mr. Kontrak dan Mrs. Kontrak terlibat dalam kepartaian yang berbeda, oleh karena alasan kontrak pula Mr. dan Mrs. Kontrak membubarkan kontrak keluarga mereka yang telah berjalan sejak 20 tahun silam. Lucunya lagi, mereka menamakan kontrak itu “Kontrak Lima Tahun”. Hua…ha…ha. Namanya lucu, seperti wajah Mr dan Mrs Kontrak yang tercetak pada kartu undangan. Lucu dan imut-imut, kartu itu sampai kusut-kusut aku cubiti dan perutku sampai sakit menertawakan wajah-wajah yang tercetak disitu.

Kalau dengar-dengar dari kabar angin, mereka telah bersepakat untuk membuat kontrak. Persisnya kurang lebih seperti ini; Lima tahun mendatang, kontrak keluarga baru boleh dilanjutkan. Lah bagaimana kalau hidupnya keburu game over?, wajah sudah bauh tanah begitu. Tapi tidak tahulah kalau mereka sudah mengadakan kontrak dengan Tuhan. Ah… dasar Mr. dan Mrs. Kontrak, segalanya tergantung kontrak.

Bagaimana kalau kukontrak saja putrinya yang cantik jelita itu? sapaku saat tidak sengaja berpapasan dengan mereka tadi pagi. Mr. dan Mrs. Kontrak cuma senyum-senyum kecil, tampaknya mereka telah sepakat kalau kontrak baru bole diadakan setelah lima tahun mendatang. Aih itu waktu yang terlalu lama bagi bujang lapuk seperti saya.

Sorenya. Mr dan Mrs Kontrak terlibat uring-uringan kesetiap rumah warga. Tentunya dalam kelompok yang berbeda. Kamar kontrakan saya pun tak luput dari uring-uringan mereka. Untungnya saya pandai bersilat lidah, mereka sama-sama hendak membuat kontrak. Ah… kutepis saja kontrak itu sebab menerutku tidak menguntungkan. Kontrak yang menguntungkan bagiku adalah putri semata wayang mereka yang cantik jelita itu. Adu mulutpun terjadi

Ciah…Ikan terbang meloncat kepiring

Hia…Kutangkis dengan jurus Buaya keroncongan sehabis bersemedi seratus tahun

mmm…sapu jagat tebar pesona diatas cakrawala

sss…Lubang hitam menjelma menjadi lubang angin. Tu..u..u..t.

Kulihat Mr Kontrak senyum-senyum sebelum pergi, begitu juga dengan Mrs Kontrak yang datang kira-kira satu menit setelah kepergian Mr. Kontrak. Kupikir mereka sempat berpapasan dipekarangan rumah kosku. Semoga saja dunia persilatan tidak lahir dipekaranan yang sempit itu. Aih… itu kan urusan mereka, ngapain pikirin? kayak tidak punya kerjaan saja. Lah saya kan sebentar lagi kehilangan pekerjaan!.

Masih menurut kabar angin. Kejadian-kejadian lucuh dan aneh banyak terjadi. Lucunya kira-kira sama persis dengan wajah mereka pada kartu undangan yang kuceritakan tadi, anehnya Mr. dan Mrs Kontrak yang selama ini dikenal sebagai Icon harmonis kompleks, tiba-tiba saja terlibat gontot-gontotan yang luar biasa sengit. Semua orang jelas saja pada bertanya-tanya, yang ditanya pun bertanya pula, tidak terkecuali saya. Ah…, timbul pula ide untuk menamai kompleks tempat saya tinggal dengan nama Kompleks Tanya. Mau tanya apa? Silahkan. Mau tanya siapa? Monggo. Apa dan siapa saja boleh! Yah…Negara kita kan Negara demokrasi.

Beberapa minggu setelah masa uring-uringan Mr dan Mrs Kontrak selesai, kabar angin berhembus sedap kerumah kontrakanku. Mr dan Mrs. Kontrak membatalkan “Kontrak Lima Tahun” mereka dengan alasan yang sepeleh. Mereka tidak terpilih oleh kontrak, tentunya secara otomatis kontrak keluarga yang sempat terhenti selama beberapa hari kembali berlaku. Itulah hebatnya Mr dan Mrs Kontrak, apa saja adalah kontrak. Barangkali lewat depan rumahnya pun harus ada kontrak terlebih dahulu. Mau ngobrol harus kontrak dulu, terlebih lagi kalo mau dekatin putrinya.

Kocaba menghibur mereka dengan kontrak yang lain (maksudku, kontrak dengan putrinya yang sempat terbahas beberapa hari yang lalu) berharap supaya keceriaan mereka tidak tenggelam kedalam jurang kekecewaan, hitung-hitung kelak dapat tumpangan gratis dirumah mereka. Ternyata!, saya ditepis seperti seekor lalat dengan telunjuk Mr dan Mrs. Kontrak. Duh…betapa kecilnya saya dihadapan mereka.

Kutanya tentang Fit & Propertis, sebab kulihat putrinya tampak senyum-senyum padaku. Jelas saja senyum-senyum!, wajah kece seperti Leonardo Decaprio ini, Siapa sih yang tidak kesemsem?. Ehem…Bukannya muji diri lo…! tapi faktalah yang berkata demikian. Lebih dan kurangnya, saya adala seorang pejantan tangguh. Rambo yang tenar dan tangguh itu tentulah tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan saya (wong saya memang tidak memiliki apa-apa yang dapat disbanding-bandingkan dengan Rambo yang berwajah sangar dengan otot-otot berurat mirip parieses itu).

Kulihat keadaan sepertinya sudah tidak berpihak padaku, kutinggalkan saja mereka sambil menertawakan diri sendir. Hampir saja nama saya berubah menjadi Sir. Kontrak. Untung saja, usulan kontrak saya tidak diterima

Hua…ha…ha. eh!,

Uhuk…uhuk… sepertinya ada nyamuk yang menyelinap kedalam mulutku.


Saran-saran
1. Bagi para buruh kontrak, terus berjuang tanpa kenal letih dalam mempejuangkan nasib-nasib anda, sory kawan! saya hanya mampu membantu secara moril, soalnya nasib saya (tinggal satu bulan lagi status saya adalah pengangguran) jauh lebih menghawatirkan ketimbang saudara-saudara proletar sekalian. Hidup proletar!

2. Bagi yang gemar melakukan kontrak, lihat-lihat dong sikon-nya. Tapi jangan marah yah?, jikalau saya memanggil ada sebagai Mr. atau Mrs Kontrak.

3. Ter-untuk buat Mr dan Mrs Kontrak, ketika mau mengadakan kontrak, Please…Undang saya dong!, siapa tau saja suasana kontraknya tidak jauh beda dengan suasana lelang-melelang. Saya kan juga punya kesempatan yang sama dengan anda untuk melelang sesuatu yang berharga pada diri saya. Persoalan apa yang mau dilelang kan terserah orangnya mau lelang apa?. Hidup demokrasi!

4. Bagi yang pusing (takut kalah) sampai harus uring-uringan. Jangan terlalu ribut dong!, bisa-bisa anda ditertibkan oleh mang hansip berbaret jengkol. Senyumnya silau dari kejauhan, terlebih lagi bicaranya menusuk-nusuk seperti jarum. Apalagi tangannya itu loh, ampun deh! Kasarnya amit-amit

5. Ah…bagian ini yang paling penting. Bagi para saksi kontrak, buka mata anda lebar-lebar dong!, jangan terlalu sering berkedip-kedip. Obat tetes mata mahal harganya!.




Labels